27 September 2024

Menteri Riset, Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan, memerlukan program quick win untuk mendorong inovasi yang mungkin masih menjadi kelemahan Indonesia dalam pengembangan ekonomi nasional.

Terkait hal itu, Menteri Bambang pun mengadakan audiensi dengan para CEO perusahaan di Indonesia. Adapun di antaranya berasal dari lima perusahaan berbasis teknologi dan tujuh perusahaan investasi atau venture capital (VC) dalam negeri.

“Pada kesempatan siang ini kami lebih pada posisi mendengarkan bagaimana kira-kira kami dari pihak pemerintah dapat bersinergi dengan pelaku bisnis, termasuk memfasilitasi inovasi yang lebih besar untuk memajukan Indonesia, berupa program-program percepatan (quick win), jelas Menteri Bambang.

Dalam kesempatan tersebut, beberapa masukan terkait quick win diberikan oleh para CEO, diantaranya yaitu match making (matching) program antara kebutuhan industri dan produk-produk inovasi yang dihasilkan peneliti dan perekayasa dari kalangan akademisi.

Institusi litbangrep dinilai harus saling mengisi agar selanjutnya Indonesia tidak hanya menjadi market dunia. Akan tetapi mampu menjadi produsen produk-produk inovasi untuk memenuhi kebutuhan lokal dan dunia. Selain itu, diharapkan adanya penciptaan program kolaborasi antara institusi litbang pemerintah dan/atau pendidikan tinggi dengan pihak swasta, seperti Tokopedia yang berkolaborasi dengan Universitas Indonesia (UI) dalam Research on Big Data.

Sementara itu, penerapan dan pemantapan konsep Triple Helix yang sekarang telah berkembang menjadi Penta Helix (Academicians – Business – Government – Community – Media) dinilai harus terus menerus dipelihara untuk menjaga ekosistem pengembangan ristek dan inovasi di Indonesia. Evaluasi dan optimalisasi program-program diaspora juga harus dilakukan secara maksimal, sehingga Indonesia dapat memaksimalkan kan para diaspora karena brain circulation tetap akan bermanfaat bagi pengembangan inovasi di Indonesia.

Selanjutnya, dibutuhkannya identifikasi regulasi dan deregulasi peraturan yang menghambat perkembangan bisnis yang terkait dengan proses produksi dan inovasi juga perlu dilakukan. Seperti halnya pemutakhiran database pelaku startup di Indonesia yang dibutuhkan demi kemudahan akses untuk mendapatkan data tersebut menjadi perhatian dari kalangan pelaku bisnis di Indonesia.

Menristek/Kepala BRIN Bambang sangat mengapresiasi semua masukan positif dari para venture capitals dan CEO perusahaan teknologi atau technoentrepreneurs. Beliau juga menjanjikan untuk pertemuan berkala harus sering dilakukan untuk menjawab tantangan global yang bergerak dinamis dan cepat.

Dalam pertemuan turut hadir Direktur Jenderal Penguatan Inovasi Jumain Appe, Direktur Sistem Inovasi Industri Santoso, Direktur Perusahaan Pemula Berbasis Teknologi (PPBT) Retno Sumekar, Kepala Biro Kerja Sama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi, Staf Khusus Menristek Bidang Media Danang Rizki Ginanjar, serta CEO dan perwakilan dari lima perusahaan teknologi dan tujuh perusahaan venture capital.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *